By Republika Newsroom
Rabu, 28 Oktober 2009 pukul 13:55:00
JAKARTA--Prestasi siswa Indonesia dalam penilaian internasional masih rendah. Bahkan, kemampuan siswa Indonesia masih di bawah rata-rata standar internasional.
Hal itu diketahui berdasarkan penelitian student achievment data on international test yang dilakukan Fredi Munger dari AusAID. Penelitian tersebut dilakukan terhadap tiga studi internasional.
Adapun ketiga studi itu, yakni PIRLS yang mengukur kemampuan literasi membaca siswa kelas IV SD/MI, PISA yang mengukur kemampuan literasi membaca, matematika, dan sains siswa berusia 15 tahun di SMP/MTs/SMA/MA/SMK, serta TIMSS yang mengukur kemampuan matematika dan sains siswa kelas VIII SMP/MTs.
''Hasil studi menunjukkan kemampuan siswa Indonesia untuk semua bidang yang diukur masih di bawah rata-rata skor internasional,'' ujar Fredi dalam acara seminar 'Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah Hasil Penelitian Puspendik 2009' di Depdiknas, Rabu (28/10).
Untuk nilai PIRLS, terang Fredi, skor Indonesia hanya 405. Selain di bawah skor rata-rata internasional yang mencapai 500, posisi Indonesia juga dibawah negara Asia lainnya, seperti Hongkong (564), Singapura (558), Taiwan (535), dan Selandia Baru (532).
Fredi menambahkan, untuk nilai PISA, skor Indonesia untuk kemampuan membaca hanya 393 dari skor rata-rata 492, kemampuan matematika 391 dari skor rata-rata 498, dan kemampuan sains 393 dari skor rata-rata 500.
Sementara untuk nilai TIMSS, lanjut Fredi, skor Indonesia dalam bidang matematika 397 dari skor rata-rata yang mencapai 500. Sedangkan skor dalam bidang sains 427 dari skor rata-rata 500. ''Bila dikaitkan dengan benchmark internasional, siswa Indonesia hanya mampu menjawab soal dalam kategori rendah,'' kata Fredi.
Fredi mengaku, sejumlah siswa Indonesia berhasil menyabet penghargaan olimpiade di tingkat internasional. Namun, hal itu tidak mencerminkan gambaran siswa Indonesia secara keseluruhan. lis/eye
Tidak ada komentar:
Posting Komentar