Selasa, Agustus 04, 2009

Shalat Malam Nishfu Sya’ban, Adakah ?

Oleh Abdul Aziz | 13 Sya'ban 1430

Imam al-Ghazali dalam bukunya yang terkenal, Ihya’ ‘Ulumiddin menyebutkan bahwa pada malam nishfu Sya’ban ada shalat khusus. Ia menyatakan,”Pada malam lima belas bulan Sya’ban, ada shalat 100 rakaat. Setiap dua rakaat membaca salam. Setiap rakaat membaca surah al-Fatihah, dilanjutkan dengan surah al-Ikhlash 11 kali. Atau bisa juga shalat 10 rakaat. Setiap rakaat membaca surah al-Fatihah lalu membaca al-Ikhlas 100 kali.” Benarkah ada shalat nishfu Sya’ban?


Al-Ghazali mengatakan hal itu berdasarkan riwayat dari al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Al-Hasan berkata,”Aku telah diberitahu 30 orang shahabat Rasulullah SAW, bahwa barangsiapa melakukan shalat malam nishfu Sya’ban, maka Allah akan memandangnya 70 kali, dan dari setiap pandangan dikabulkan 70 hajatnya, dan hajat yang paling rendah adalah pengampunan dosanya.”

Syekh Sayyid Imran menguji validitas hadits-hadits yang ada dalam buku Ihya’ Ulumiddin. Menurutnya,”Dalil yang dipakai al-Ghazali itu bathil. Dan di sana ada riwayat lain yang menyebutkan adanya perintah dari Rasulullah tentang shalat pada malam nishfu Sya’ban yang diriwayatkan Ibnu Majah, tapi hadits tersebut dinyatakan oleh para ulama hadits sebagai hadits dhoif (lemah)”.

Di negeri kita ada juga bentuk lain dari shalat malam nishfu Sya’ban yang masih banyak dilakukan oleh masyarakat Muslim. Mereka melakukan shalat sunnah dua rakaat seusai shalat maghrib di malam nishfu Sya’ban. Sesudah shalat, membaca surah Yasin 3 kali. Pertama, untuk memohon panjang umur. Kedua, memohon rizki. Ketiga, memohon tetap iman dan khusnul khatimah. Lalu berdoa dengan doa khusus.

Ada juga hadits yang lain tentang disyariatkannya shalat pada malam nishfu Sya’ban, yang tentunya palsu, yaitu :
“Barangsiapa yang menghidupkan malam dua hari raya (Fithri dan Adhha) dan malam pertengahan bulan Sya’ban, maka hatinya tidak akan mati saat hati-hati lainnya mati.”

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi dalam bukunya Al-Ilal . Dan ia menyatakan hadits tersebut palsu, karena pada sanadnya terdapat perawi yang banyak memiliki catatan kurang baik.

Imam al-Qari, penulis buku Al-Umdah (penjelasan Buku Shahih al-Bukhari) mengatakan,”Kalau ada hadits yang menyeru shalat 100 rakaat pada malam nishfu Sya’ban dengan membaca surah al-Ikhlash 10 kali dalam setiap rakaat adalah palsu.”

Sedangkan Ali bin Ibrahim menyatakan shalat malam nishfu Sya’ban itu bid’ah.Tidak ada satu pun hadits atau atsar yang menjelaskan hal itu, kecuali hadits lemah sekali atau palsu.

Kebanyakan ulama Hijaz seperti Atha’, Ibnu Abi Mulaikah, para ahli fiqih Madinah dan murid-murid Malik menolak shalat nishfu Sya’ban, dan mereka mengatakan,”Semua itu bid’ah”.

Sedangkan Imam an-Nawawi, seorang ulama terkenal dalam mazhab Syafi’i menegaskan,”Shalat Rajab dan shalat Sya’ban adalah dua bid’ah yang mungkar dan buruk. Jangan terpedaya dengan apa yang tertulis dalam Kitab Qutul Qulub dan Ihya ‘Ulumiddin, atau hadits yang menjelaskan adanya dua shalat tersebut, karena semuanya bathil.”

Memang kita mengetahui keutamaan bulan Sya’ban ini, tapi kita tidak boleh melakukan hal-hal yang melewati batas-batas yang telah ditentukan Rasulullah SAW. Beliau yang paling mengetahui keistimewaan bulan Sya’ban, karena sebagai rasul ia diutus Allah untuk menjelaskan kepada umatnya.

Kita juga mengetahui, ketika Rasulullah SAW masih hidup, bulan Sya’ban itu sudah ada. Sehingga kalau ada shalat sunnah pada malam nishfu Sya’ban itu, tentunya beliau akan mengajarkannya kepada para shahabatnya. Dan tentunya akan banyak dalil atau hadits yang shahih tentang hal itu.

Tapi justru sebaliknya para ulama hadits menyatakan bahwa tidak ada perintah Rasulullah untuk melaksanakan shalat malam nishfu Sya’ban. Para ulama itu juga menyatakan bahwa shalat nishfu Sya’ban itu bid’ah.

Sebenarnya shalat sunnah itu cukup banyak, tentunya dengan dalil-dalil yang shahih. Shalat sunnah yang bisa dikerjakan siang hari, malam hari atau kapan pun banyak dicontohkan Nabi SAW. Bisa dilakukan pada malam nishfu Sya’ban, atau pada nishfu bulan lainnya.

Hal lain yang sering dilakukan pada malam nishfu Sya’ban adalah membaca surah Yasin secara khusus. Tentang ini , KH. Dr. Ahmad Luthfi Fathullah, MA, seorang ulama pakar ilmu hadits, menegaskan,”Tidak ada ajaran yang mengharuskan kita membaca surah Yasin, dua atau tiga kali. Haditsnya palsu. Tetapi kalau ada orang yang ingin membaca surah Yasin, maka boleh-boleh saja. Tidak hanya di pertengahan Sya’ban saja, di sepertiga atau seperempat malamnya juga boleh. Cuma jangan mengatakan bahwa membaca surah Yasin pada malam pertengahan Sya’ban karena ada sumber haditsnya. Ada 10.000 hadits yang menjelaskan tentang fadhilah al-Quran.Dan kita disunnahkan untuk membaca al-Quran kapan saja. Tetapi jangan menyandarkan amalan kita pada hadits yang palsu. Pakai saja hadits yang shahih”.

Uraian singkat ini tentu tidak lengkap, tentunya Anda diharapkan sekali untuk melengkapi melalui komentar-komentarnya.

Sumber Rujukan :

Majalah Ghoib, Edisi 71 Th. 4, 17 Ramadhan 1427 / 7 Oktober 2006


Tidak ada komentar:

Posting Komentar