Muslimah mengenakan jilbab.
Sabtu, 27 Maret 2010, 16:03 WIB
JAKARTA--Memakai jilbab adalah usaha menunjukkan Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin. Jilbab bukanlah simbol anarkhisme. Demikian penjelasan Ketua Salimah Wilayah Bekasi, Nani Handayani, dalam Muktamar III Persaudaraan Muslimah (Salimah) di Desa Wisata Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu (27/3).
Ustadzah yang kerap tampil di beberapa stasiun televisi swasta itu meminta masyarakat tidak memarginalkan muslimah berjilbab. Sebab, di dunia internasional sekarang ini pada umumnya, jilbab sudah bisa diterima. “Kita berjilbab saat tampil di forum internasional,” terangnya. Masyarakat internasional, terangnya, justru bangga melihat seorang muslimah berjilbab.
Dia menilai sangatlah salah bila seseorang menilai orang berjilbab adalah teroris, atau orang yang akrab dengan anarkhisme. “Itu tidak diajarkan dalam Islam,” tuturnya. Pandangan seperti itu, kata dia, haruslah diubah. Sebab, marginalisasi jilbab sangat tidak sesuai dengan kultur keindonesiaan yang terbuka dan penuh kearifan. Lagi pula, tambahnya, pandangan seperti itu sangat merugikan penduduk Indonesia yang kebanyakan beragama Islam.
Red: irf
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/10/03/27/108439-jangan-marginalkan-jilbab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar